Menurut Homburger & Kell (1981):
Rekayasa lalu lintas adalah
sesuatu penanganan yang berkaitan dengan perencanaan, perancangan geometrik dan
operasi lalu lintas jalan raya serta jaringannya, terminal, penggunaan lahan
serta keterkaitannya dengan mode transportasi lain.
Menurut Blunden (1981):
Rekayasa lalu lintas adalah
ilmu yang mempelajari tentang pengukuran lalu lintas dan perjalanan, studi
hukum dasar yang terkait dengan arus lalu lintas dan bangkitan, dan penerapan
ilmu pengetahuan professional praktis tentang perencanaan, perancangan dan
operasi sistem lalu lintas untuk mencapai keselamatan dan pergerakan yang
efisien terhadap orang dan barang.
Menurut Jones, et.all (USDoT, 1978):
Manajemen lalu lintas adalah
suatu kegiatan yang melakukan koordinasi masing-masing individu kategori
pemakai jalan melalui sistem pengoperasian, regulasi dan kebijakan palayanan
sehingga dapat mencapai efisiensi dan produktivitas yang maksimum pada
keseluruhan sistem.
Dalam operasinya, lalu
lintas terdiri atas beberapa komponen utama untuk dapat bermakna sebagai suatu
lalu lintas yang disebut dengan istilah sistem lalu lintas. Sistem lalu lintas
pada dasarnya terdiri atas tiga komponen utama yaitu: jalan, manusia, dan
kendaraan. Bahkan secara lebih luas sistem lalu lintas merupakan bagian dari
sistem yang lebih luas yaitu sistem transportasi.
Sasaran secara umum dari traffic engineering adalah penggunaan
prinsip- prinsip ilmiah, alat-alat, cara-cara, teknik-teknik, dan
penemuan-penemuan untuk mengatur lalu lintas sedemikian sehingga dapat dijamin
pergerakan manusia dan barang dengan aman, cepat, leluasa dan nyaman. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal traffic engineering harus menentukan
langkah-langkahnya dalam penggunaan ketentuan-ketentuan di atas berdasarkan
landasan-landasan:
a) Menentukan obyek yang dilayani
b) Menentukan keuntungan yang akan didapat dan konsekuensi yang harus
ditanggung masyarakat.
c) Menentukan perjanjian-perjanjian/kompromi yang dipakai untuk pemilihan alternatif
d) Menentukan alternatif mana saja yang harus dipertimbangkan
e) Menentukan perimbangan antara batas pelayanan yang harus dicapai
dengan besarnya sumber yang dipakai
f) Menentukan perimbangan antara derajat ketelitian hasil dan
tingkatan sosial, ekonomi, dan teknologi masyarakat
Untuk pengangkutan
diperlukan alat-alat angkutan, dan pergerakan dari alat-alat angkut tersebut
secara keseluruhan menimbulkan lalu lintas, jadi dengan kata lain lalu lintas
adalah keturunan kedua dari kebutuhan akan angkutan. Pada masyarakat agraris
yang masih primitif kebutuhan akan angkutan adalah sangat kecil. Dengan
meningkatnya aktivitas masing-masing anggota masyarakat tersebut, sehingga
terjadi surplus. Surplus lain. Dengan demikian timbullah apa yang dinamakan
market economic society. Dalam masyarakat yang demikian diperlukan tempat
pengumpulan hasil produksi dan tempat untuk pemasaran, karenanya diperlukan
angkutan. Maka dalam hal tersebut angkutan jalan raya adalah yang paling tepat.
Dalam perkembanganya surplus mungkin diperlukan atau harus ditukarkan dengan
surplus dari satuan masyarakat yang lebih jauh, sehingga diperlukan angkutan
jarak jauh, dalam hal ini, angkutan kereta api atau angkutan air adalah sangat
sesuai. Perkembangan teknologi didapat misalnya dengan adanya pertambangan,
industri dan lain-lain., yang mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan angkutan
yang bermacam-macam, sehingga timbul jenis-jenis angkutan pipa, conveyor dan
lain-lain.
Perkembangan masyarakat
dapat diukur dari income per kapita, yang dapat dinyatakan dalam GNP/jml
penduduk. Kebutuhan akan angkutan dapat dinyatakan dalam kendaraan x kilometer.
Di dalam suatu masyarakat yang berkembang secara normal, dan di mana distribusi
pendapatan juga normal yaitu mengikuti lengkung distribusi Gauss (perkembangan
normal adalah perkembangan yang menuruti logistic curve: dx/dt = cx (a – x),
dapatlah secara kualitatif dianalisis hubungan antara tingkat kebutuhan
angkutan dengan tingkat perkembangan ekonomi yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar